Yang saya rasakan dalam menghadapi Hari Kemenangan ini adalah keraguan dari hati saya.
Apakah saya berhak untuk merayakan kemenangan ini dalam artian sesungguh-sungguh nya sebuah kemenangan ??
Apakah puasa saya benar-benar mendapat Ridho dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala ??
Bagaimana dengan anda para pembaca yang terhormat ??
Saya banyak sekali melihat kenyataan banyak diantara kita yang begitu senangnya menyambut lebaran, tapi sama sekali tidak mengerti maknanya sama sekali. Banyak yang mengira, bahwa berlebaran adalah saatnya bersenang-senang tanpa melalui perjuangan apapun.
Bahkan ada yang berpuasanya bolong-bolong tapi pada saat lebaran tiba, merasa orang yang paling berhak untuk merayakannya. Yang lebih parah lagi, pada saat lebaran saking gembiranya sampai melanggar norma-norma agama, yang penting "hepi" katanya.
Berpesta pora sampai mabuk-mabukan, ini kenyataan yang saya lihat.
Padahal pada saat seharusnya berpuasa, malah puasanya gak bener, tetap melakukan kemaksiatan dengan alasan : "kan gak membatalkan puasa...".
Pada saat puasa, tetap berghibah, tetap membagikan video-video seronok di group Whatsapp, tetap melakukan hujatan-hujatan yang tidak ada buktinya dan tidak tepat sasaran, hanya berbentuk Hoax.
Dan Hoax itu adalah Fitnah.
Fitnah lebih kejam dari pada pembunuhan.
Saat berpuasa tanpa kita sadari, kita membuka media sosial yang isinya video dan gambar-gambar seronok, sengaja atau tidak disengaja, maksiatnya yaa sama saja.
Masihkah kita berhak untuk merayakan hari kemenangan ini?
Oleh karenanya... sebaiknya kita membuat refleksi diri kita sendiri dan berusaha untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah kita buat, mulai dari diri saya sendiri.
Mari sama-sama kita bertaubat dan berdoa ... berharap semoga sholat kita, puasa kita dan semua amal ibadah kita mendapatkan pahala yang besar dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin....