Minggu, Desember 15, 2019

Memorize about MyCoco


Hari ini, Minggu 15 Desember 2019..... seharian tadi nonton vlog nya Bems Aryo, yang memang mejadi salah satu Vlog Favorite saya, tadi saya menonton Vlog terbaru dia (The Golden Family) tentang peliharaan barunya yaitu anak kucing Bengal jenis Snow Bengal (silahkan tonton di sini)  yang kondisinya dalam keadaan sakit, terkena Virus Panleukopenia
Jujur....saya ikut sedih menonton Vlog itu...sampai ikutan menangis.
Kenapa saya jadi ikut sedih ????
Itu semua dikarenakan saya kembali ingat tentang Coco, kucing Persia saya yang sangat baik hati. Namun Coco tidaklah terlalu lama diberi kesempatan hidup berdampingan dengan kami, takdir yang notabene adalah hak prerogatif Allah Subhanahu Wa Ta'ala (Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi), Coco mendadak sakit.
Padahal sebelumnya Coco sangat aktif seperti biasa, tapi tiba-tiba pada pagi itu, Coco bolak-balik pip, tapi setelah saya perhatikan, koq di Litter Box nya tidak ada bekas kencingnya. Saya mulai curiga, saat itu juga saya langsung beri Coco minum air kelapa, menurut info setelah saya bertanya kesana-sini, biasanya kalau sudah diberi air kelapa, maka nantinya kencingnya lancar.
Namun Coco masih bolak balik ke Litter boxnya, mau kencing tapi lagi-lagi tidak keluar.
Dikarenakan kesibukan saya saat itu yang harus keluar karena ada pekerjaan diluar, maka hal itu saya biarkan (ini adalah kesalahan saya yang terbesar).

Kesalahan terbesar, yang seharusnya saya langsung membawanya ke dokter hewan, namun itu tidak saya lakukan.
Malam harinya, Coco makin parah, dia mulai muntah, sepertinya mulai keracunan darah, tapi lagi-lagi saya tidak menyadarinya.
Seperti biasa Coco saya bawa ke kamar, mungkin dia bisa tidur, saya tidak mengira kalau seharian dia tidak mau makan dan tidak mau minum.

Info itu saya dapatkan dari istri, yang mengatakan bahwa Coco tidak mau makan dan minum. Begitu prihatinnya saya melihat kondisi Coco, badannya yang lemas, saya mencoba memberinya minum dengan menggunakan spuit yang langsung saya suapkan ke mulutnya, dan Coco begitu lahapnya menelan air minum itu.
Kemudian saya memberinya madu, dan setelah itu Coco bisa tertidur pulas, tapi bisa saya rasakan kalau dia sepertinya menahan sakit.
Coco tidur disamping saya sambil saya elus-elus badannya.
Besok paginya...... seperti biasa saya bangun ketika subuh, saya lihat Coco juga bangun lalu mengikuti saya ke kamar mandi, dan dia langsung tiduran di depan pintu kamar mandi, seperti dia merasa kepanasan.

Sekitar jam 09.00 pagi itu, ada tetangga sebelah rumah yang meninggal, dan saya pun ikut bantu-bantu disana. Sekitar pukul 12.00 saya kembali ke rumah, saya lihat kondisi Coco semakin parah, dia sudah tidak mampu berjalan lagi, hanya menyeret-nyeret kaki belakang, ketika saya coba beri minum, Coco bahkan tidak bisa menelan air minumnya. Saya sedih banget tuh melihatnya. Langsung saya ajak istri untuk membawanya ke dokter hewan, tapi sayangnya ketika akan mengeluarkan mobil dari garasi, ternyata di depan pagar ada banyak mobil orang-orang yang melayat parkir di sana.
Istri juga agak keberatan untuk diajak karena dia masih membantu di rumah duka.
Saya sangat kecewa saat itu, saya terus mencoba menenangkan Coco, sampai saat sore saya bisa keluarkan kendaraan, saya bawa Coco ke dokter hewan, tapi sayangnya dokternya malah tidak ada di tempat. Disarankan oleh orang di sana untuk membawa ke rumah sakit hewan, langsung saya bawa ke sana, tapi ternyata sudah tutup.
Akhirnya.... kembali Coco harus menderita menahan sakit.
Malam itu benar-benar malam horor buat saya dan Coco, saya terus menjaganya sambil terus berdoa agar Coco bisa bertahan, setiap 10 menit sekali saya periksa apakah dia masih hidup atau sudah mati, sambil terus bilang agar Coco bisa bertahan sampai besok pagi.

Sepanjang malam saya benar-benar tidak tidur, karena terus menjaga agar Coco tetap bertahan. Menik...kucing saya yang satu lagi terus memperhatikan Coco....yaa karena saat-saat akhir itu, Coco sangat protektif terhadap Menik, Coco selalu mengusir kucing-kucing tetangga yang mencoba mengganggu Menik, sampai-sampai Coco berantem dengan kucing jantan lain dan tidak bisa dipisah sampai kucing lain itu pergi.
Bahkan.....Menik mencoba untuk mengajak Coco bermain dengan menciumi Coco lalu berpura-pura mencakar dan lari seperti biasa kalau Menik becanda dengan Coco
Saya benar-benar terharu melihat moment itu...sedih sampai menitikkan air mata, karena Coco tidak memberi respon apapun.
Yang paling menyedihkan ketika Coco mencoba mengikuti saya ke kamar mandi, Coco tidak bisa berjalan seperti biasa, namun dia berusaha menyeret kaki belakangnya. Sampai saya bantu dia ke kamar mandi, dan saya mencoba memberinya minum, dia ingin minum tapi tidak bisa menelan air minumnya, jadi saya bantu lagi dengan spuit.
Esok paginya....langsung saya bawa Coco ke rumah sakit hewan, lumayan jauh tempatnya, dan ternyata disana sudah tidak sanggup menangani, karena menurut petugas disana, mereka tidak punya peralatan untuk membius, Coco harus dioperasi. Dan mereka menyarankan segera membawa ke rumah sakit lain.
Langsung saya bawa...dan selama dijalan..saya sudah tidak bisa membendung air mata, istri juga ikut menangis melihat kondisi Coco didalam pangkuannya.
Sampai di rumah sakit yang lain, Coco langsung diambil tindakan, masuk ke ruang gawat darurat (semacam IGD nya rumah sakit kita).
Ketika diperiksa oleh dokter, saya tidak tega melihatnya, saya langsung menunggu diluar. Tapi saya juga ingin tahu kondisinya, lalu saya masuk, dan terjadilah percakapan :
Saya :"Gimana dokter kondisi Coco"
Dokter :"Udah parah pak.... perutnya udah mengeras, air kencingnya udah membatu dan meracuni separuh tubuhnya"
Istri :"Coco udah gak ada pa"
Saya :"Lalu gimana dokter penanganannya ???"
Dokter cuma angkat bahu, istri mengulangi ucapannya :"Coco udah ga ada pa...."
Saya masih belum mengerti...istri melanjutkan :"Ayo kita bawa ke tempat Mba Mur aja"
Saya :"Lho...koq dibawa kesana...emangnya ada dokter lain disana"
Dokter cuma terdiam melihat saya, lalu....seperti mendengar suara petir...istri mengucapkan "Papa.... Coco udah meninggal"
Saya Shock banget..... saya menangis kencang lalu keluar...dan orang-orang pada melihat kepada saya...tapi saya tidak peduli.
Saya ambil Coco dan menggendongnya...dan menciumi nya... saya tidak kuat menahan tangis.
Coco....coco....Ya Allah..... kenapa begitu cepat memanggil Coco, makhluk manis yang selalu baik...Coco yang selalu melindungi Menik...Coco yang selalu ramah kepada siapa aja yang datang kerumah...Coco yang lucu....
Sepanjang perjalanan menuju tempat Coco dikuburkan, saya dan istri terus menangis.
Aaah...... seperti saat ini....saya menulis ini pun masih terus menangis, saya seperti nya masih belum bisa melupakan Coco, padahal kejadian itu sudah berlalu hampir setahun yang lalu, tepatnya 21 Pebruari 2019..
Coco yang tidak pernah merepotkan...tidak pernah nakal....tidak pernah sembarangan membuang kotoran.
Saya sangat merasa bersalah karena keterlambatan membawa ke dokter, yang seharusnya dihari pertama dia sakit.
Penyesalan itu sampai sekarang masih saya rasakan.
Dulu saya menganggap kalau orang menangis ketika hewan peliharaannya meninggal itu hal yang aneh dan lucu, namun ternyata saya mengalaminya.
Ini pelajaran yang sangat berharga buat saya.
Jangan sampai terulang lagi....begitu juga dengan pembaca....mungkin cerita ini bisa dijadikan pelajaran ketika ingin memelihara hewan peliharaan.
Mereka adalah makhluk Tuhan seperti kita yang harus kita sayangi, jangan mencoba untuk memeliharanya jika tidak punya waktu untuk mengurusnya dengan baik.
Saya sangat menyesali semua ini...meski saya sadar...semua peristiwa itu adalah hak Prerogatif Allah Yang Maha Kuasa.
Para pembaca sekalian.....saya masih ingin menuliskan tentang Coco...tapi saya harus meredam hati ini yang kembali ingat kepada Coco saat ini,.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon beri komentar yaa...