Selasa, April 02, 2024

Bagian Tersulit Pada Saat Berpuasa



Setiap kali menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan, saya selalu berusaha untuk dapat menjalankannya secara murni, bersih, suci tanpa ter-distract dengan hal-hal yang mengganggu. Setiap saat saya selalu berusaha untuk istiqomah (konsisten) berkomitmen dengan membuat perjanjian kepada diri sendiri, tahun ini saya harus bisa lulus dalam menjalankan puasa dan berhak penuh atas kemenangan  yang akan saya raih.
Usaha yang saya lakukan, pada tahun ini (Ramadhan 1445 H) dengan bersusah payah, namun sepertinya saya belum berhak meraih kemenangan saat leberan nanti.
Keragu-raguan ini bukan tanpa alasan, saya merasakan dan mengalami sendiri betapa beratnya menjalankan puasa yang benar-benar murni, tulus dan hanya berharap pahala dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Hal yang paling berat yang saya rasakan adalah bagian untuk menahan godaan dalam hal berbicara atau ngobrol dengan teman-teman.
Bagaimana tidak??? Setiap mengobrol yang awalnya baik-baik saja, koq lama kelamaan malah nyasar ke omongan-omongan negatif, bukan hal yang jorok sih, namun lebih kepada membicarakan orang lain alias ghibah.
Ghibah ini lah hal yang paling sulit untuk dihindari, saya sangat sadar sekali, berusaha menghindar tapi malah ikutan nimbrung, yang awalnya saya diam saja, koq yaa lama-lama malah bersemangat banget untuk ikutan membahas.
Contoh kecil yang menurut saya termasuk ghibah, ketika saat mengobrol, lalu datang teman yang terlambat masuk kerjanya, dan kebetulan teman ini sudah terlalu sering terlambat dan itu sudahmenjadi kebiasaan buruk dia. 
Secara spontan (setelah dia meninggalkan ruangan tempat absen sidik jari) saya dan teman-teman langsung membahas tentang teman tersebut. Mulai daripembahasan tentang seringnya dia datang terlambat, sampai memuncak kepada hal-hal negatif yang sering dilakukan oleh teman tersebut.
Menurut saya, ini adalah ghibah. Bukankah ghibah itu adalah menceritakan tentang hal-hal negatif yang dilakukan seseorang??
Seperti contoh itulah yang membuat saya sangat kesulitan untuk menahannya. Dibutuhkan kekuatan dan kesabaran khusus untuk meng-handle nya, sangat sulit. Kita sebagai manusia yang memang tidak akan pernah terbebas dari dosa, pasti sangat berat untuk tidak berbuat dosa, karena perbuatan dosa adalah kodrat kita.
Lalu bagaimana upaya kita untuk menghindarinya???
Kalau saya nih.... hanya doa yang tulus lah yang mungkin bisa menyelamatkan kita dari dosa ghibah itu.
Saya berdoa agar diberi kekuatan dalam menghadapi godaan iblis yang notabene sudah mendapat privilege untuk terus menggoda manusia sampai hari kiamat.
Jadi... kesimpulan saya... Apakah saya masih boleh merayakan Hari Lebaran Idul Fitri dengan kemenangan???
Menang apanya???
Menang perang melawan iblis dengan godaan nya???
Pada kenyataan nya... tetap saja saya masih kalah, masih tetap ghibah, masih tetap memakan uang riba (untuk ini tanpa saya sadari, saya sudah ikutan riba, misalnya kredit rumah, kredit mobil atau kredit-kredit lainnya).
Koq saya mengaku menang dan merasa berhak ikut merayakan Idul Fitri??? 
Bagaimana dengan anda para pembaca???
Apakah anda juga merasa menjadi pemenang???
Apakah anda juga merasa berhak untuk merayakan???
Saya tidak dapat menilainya... seperti saya yang juga tidak dapat menilai diri saya, apakah masih pantas untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri ditahun ini.
Wallahu a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon beri komentar yaa...